KARAKTERISTIK PEMIKIRAN ISLAM


Oleh: Yuliati Sugiono

Ada beberapa karakteristik pemikiran Islam yaitu:


1. Syumuliyah.
Islam itu aturan yang sempurna lengkap, menyeluruh, mengatur semua aspek kehidupan, sosial politik, ibadah, akhlak, pendidikan dsb. Islam datang mengatur hubungan manusia dengan Rabbnya, manusia dengan dirinya sendiri dan dengan yang lain.

Sungguh telah turun kitab ini untuk menjelaskan segala sesuatu. Masalah baru terselesaikan dengan adanya mujtahid yang berijtihad. Haram bagi muslim bilang, ada perbuatan yang belum ada hukumnya.

2. Ittisaul/ luas.
Memungkinkan ulama istinbat dari nash syara, sampai hari kiamat. Manusia bisa mengendalikan apa yang di langit dan di bumi, membuat pesawat dan peluru kendali, Manusia bisa membuat kapal laut yang berlayar mengendarainya, semua atas ijin Allah ﷻ.

Apa boleh punya bom nuklir? Boleh, karena Islam itu luas, kalau dulu pada masa Nabi tidak ada nuklir, maka sekarang dengan istinbat dari Al-Qur'an ayat turhibuna aduwakum... Persiapkanlah... Senjata untuk menakuti musuh, salah satunya adalah nuklir.

3. Amaliyah bisa dipraktikkan.
Semua pemikiran Islam itu mafahim... Mafhum bisa diamalkan. Diterapkan bukan sekedar teori. Hukum Islam datang untuk dilaksanakan dan tidak membebani kecuali sesuai kemampuan. Islam menggabungkan iman dan amal. Terbukti telah diterapkan 13 abad. Kita pernah memimpin seperti sekarang Amerika memimpin dunia jadi jangan minder, pahami sejarah dengan baik, agar kita selalu percaya diri.

4. Manusiawi.
Rasulullah ﷺ diutus untuk manusia semuanya tanpa membedakan jenis suku maupun rasnya.

Keutamaan pemikiran Islam:
  • Dulu agama sebelumnya ditujukan ke orang tertentu, kaum tertentu, masa tertentu. Risalah lenyap dengan kematian Nabinya, tapi Islam berlaku untuk semua umat sampai hari kiamat.
  • Agama selain Islam hanya menyelesaikan sebagian masalah saja, sementara islam menyelesaikan seluruh aspek kehidupan.
  • Mukjizat yang dulu sifatnya temporer hilang dengan kematian Nabinya, seperti tongkat Musa, unta Nabi Solih, tapi mukjizat Muhammad ﷺ abadi sampai kiamat yaitu Al-Qur'an, yang menantang manusia untuk mendatangkan yang semisal. Allah ﷻ sendiri yang berjanji menjaganya.

Kita diberi anugerah dengan banyaknya generasi muda yang hapal Al-Qur'an, itu merupakan bentuk janji Allah ﷻ bahwa Dia yang menjaganya melalui generasi masa depan.

Keistimewaan diatas berhubungan dengan risalah langit. Islam berasal dari pencipta yang maha tahu setiap khasiat yang ada pada manusia.

Tidak mungkin detail dan sempurnanya Islam kecuali dari Allah ﷻ. Walaupun manusia berserikat untuk membuat aturan pasti tidak lebih baik dari aturan Allah ﷻ pencipta manusia itu sendiri.

Yang menjadikan aturan manusia itu kurang adalah tidak paham perbedaan-perbedaan di masyarakat dan tidak tahu permasalahan yang akan datang.

Sedangkan Allah ﷻ mengetahui apa yang lalu dan yang akan datang. Allah ﷻ menjadikan Al-Qur'an muttasian/luas, menjadi muslim itu harus pasrah pada aturan Allah ﷻ yang maha tahu, yang mengetahui apa yang layak bagi kita.

Terbukti bahwa pemikiran Islam sudah mentransformasi orang Arab dari keadaan buruk ke keadaan yang baik. Hal ini terlihat dari dialog Ja'far dengan raja Najasyi.

"Agama apa yang membuat kalian terpisah dari kaum kalian dan kalian juga tidak masuk agamaku?"

"Kami dulu memakan bangkai, berbuat keji, saling bermusuhan, suka berperang, sampai kami mengenal Rasulullah. Beliau menyeru kami menyembah Allah, jadi kami berlepas dari berhala. Batu dan arca kami tinggalkan. Kami menunaikan amanah, bertetangga dengan baik, tidak menumpahkan darah dan sumpah palsu.

Kami mengharamkan apa yang diharamkan pada kami. Kami dimusuhi gara-gara agama ini karena mereka ingin mengembalikan kami menyembah berhala. Mereka memaksa kami, mendholimi kami, jadi kami mengungsi ke negerimu, kami berharap jangan kami didholimi disisimu."

"Apakah ada wahyu yang ada di kalian? Bacakan!"

Maka Najasi pun menangis janggutnya basah.

"Wallahi ini ayat yang dibaca dan yang dibawa Isa berasal dari sumber yang sama."

قُلْ يٰٓاَهْلَ الْكِتٰبِ تَعَالَوْا اِلٰى كَلِمَةٍ سَوَاۤءٍۢ بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمْ اَلَّا نَعْبُدَ اِلَّا اللّٰهَ وَلَا نُشْرِكَ بِهٖ شَيْـًٔا وَّلَا يَتَّخِذَ بَعْضُنَا بَعْضًا اَرْبَابًا مِّنْ دُوْنِ اللّٰهِ ۗ فَاِنْ تَوَلَّوْا فَقُوْلُوا اشْهَدُوْا بِاَنَّا مُسْلِمُوْنَ
Katakanlah (Muhammad), “Wahai Ahli Kitab! Marilah (kita) menuju kepada satu kalimat (pegangan) yang sama antara kami dan kamu, bahwa kita tidak menyembah selain Allah dan kita tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun, dan bahwa kita tidak menjadikan satu sama lain tuhan-tuhan selain Allah. Jika mereka berpaling maka katakanlah (kepada mereka), “Saksikanlah, bahwa kami adalah orang Muslim.” (QS Ali Imran : 64).

Dengan pemikiran Islam, sahabat Mus'ab bin umair pun mengalami perubahan. Beliau dikenal sebagai crazy rich. Diriwayatkan bahwa beliau selesai mencuci baju ditunggu ibu-ibu yang mengantri untuk ambil air bekas cucian beliau karena harum.

Namun beliau meninggalkan keluarganya, kehidupan mewahnya pindah ke madinah menjadi utusan rasul, hidup sederhana, asing sendirian. Beliau selalu ittisol/kontak sehingga masyarakat siap mendirikan Daulah Islam.

Kehidupan baru dengan sepuhan Islam. Meninggalkan Persia dan Romawi. Bergabung lah bangsa-bangsa dimana hanya takwa yang menjadi standar kemuliaan dihadapan Allah ﷻ. Dulu kualitas syaksiyah seperti inilah yang bisa mendirikan Khilafah. Maka kita pantas menegakkan kembali negara Khilafah bila memiliki kualitas yang sama.

والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”

Post a Comment

Previous Post Next Post

Iklan In-Feed (homepage)

" target="_blank">Responsive Advertisement