REMAJA, DIRIMU DINANTI UMMAT


Oleh: Murli Ummu Arkan

Coba kita tanya mayoritas remaja saat ini. Apa yang menjadi tujuan dan cita-cita hidupnya? Siapa yang menjadi idolanya? Untuk apa dirinya dihidupkan di dunia ini? Pasti akan nyaring di telinga kita, semua jawabannya hanya menggambarkan capaian kesenangan materi dan ketenaran yang berujung pada pemenuhan syahwat duniawi. Seseorang yang mereka idola kan pun bukan Rasulullah ﷺ namun mereka lebih tertarik dengan artis-artis Korea. Hanya dengan fashion, keindahan fisik, dan bisa menyanyi menari mereka sudah klepek-klepek terpesona, miris bukan? Mengidolakan seseorang yang tidak akan pernah bisa membimbing ketika di akhirat. Bahkan untuk apa dia dihidupkan di dunia pun tak tahu untuk apa. Hhmm...

Sungguh berbeda sekali dengan orientasi remaja muslim yang benar-benar murni menjalankan dan terdidik ajaran Islam Kaffah. Mereka terdidik bukan untuk menggapai kesenangan duniawi melainkan untuk bisa meraih hidup enak di surga. Tidak heran jika generasi-generasi ini selalu termotivasi untuk terus belajar dan mencapai ilmu yang bisa menghantarkan dirinya menapakkan kakinya di surga. Sebagai remaja muslim seharusnya mereka menyadari bahwasanya tugas utama mereka adalah bertakwa kepada Allah ﷻ. Banyak-banyak belajar ilmu Islam agar tak mudah oleng saat ada ancaman dan tatangan dari perang pemikiran. Dengan begitu mereka bisa berdiri kokoh tak mudah terpengaruh dengan teman yang mengajak pada kemaksiatan.

Rasulullah ﷺ bersabda,

لَتَتَّبِعُنَّ سُنَنَ مَنْ قَبْلَكُمْ شِبْرًا بِشِبْرٍ وَذِرَاعًا بِذِرِاعٍ حَتَّى لَوْ سَلَكُوْا جُحْرَ ضَبٍّ لَسَلَكْتُمُوْهُ قُلْنَا يَا رَسُوْلَ اللهِ الْيَهُوْدُ وَالنَّصَارَى ؟ قَالَ: فَمَنْ ؟
"Sungguh, (suatu hari) kalian akan mengikuti jalan hidup bangsa-bangsa sebelum kalian, sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta sampai-sampai ketika mereka masuk ke dalam lubang biawak, kalianpun mengikutinya. Para sahabat bertanya, "Apakah yang (engkau) maksud di sini adalah orang-orang Yahudi dan Nasrani?". Rasulullah menjawab, "Ya siapa lagi (kalau bukan mereka)?" (HR. Bukhari Nomor 3269, Muslim Nomor 2669).

Benar. Ternyata kondisi yang digambarkan Rasulullah ﷺ benar menjadi kenyataan dan terwujud saat ini. Banyak remaja yang mengikuti jalannya orang-orang Yahudi dan Nasrani. Mereka hidup dengan menjadikan yahudi dan nasrani menjadi kiblat cara pandangnya. Mulai dari budaya, adat, fashion, tingkah laku dan pemikiran mereka menjadi petunjuk dalam hidupnya. Mereka mengemban akidah di luar Islam, kebebasan Hak Asasi Manusia, toleransi meski semua itu kebablasan menabrak aturan agama. Pantas jika remaja muslim banyak yang terjebak dengan teori-teori manis penjajah Barat yang bermaksud menyesatkan mereka. Seperti paham sekulerisme (pemisahan agama dengan kehidupan), pluralisme (menganggap bahwa semua agama sama dan benar), pernikahan dua agama yang berbeda, dan lain sebagainya. Mereka, penjajah kafir barat hendak menjerumuskan umat muslim lewat propaganda-propaganda manis melalui moderasi beragama.

Mereka, remaja muslim habis-habisan mengekor pada sekulerisme dan kebebasan yang serba boleh dalam beramal. Seperti kebebasan berpendapat, kebebasan beragama, kebebasan berperilaku, dan kebebasan kepemilikan. Dalam kebebasan berpendapat, inilah yang menjadikan mereka suka-suka mau ngomong apa. Termasuk membully, mengejek, dan kekerasan verbal. Kemudian kebebasan beragama, hal ini menjadikan umat mudah untuk berganti-ganti agama. Tidak ada larangan dalam pemerintahan dan sanksi jika ada seseorang ingin berpindah-pindah agama. Lalu kebebasan berperilaku, kebebasan ini yang menyebabkan orang bebas bertingkah laku asal dia tidak merugikan orang lain. Misalnya bekerja jadi PSK, zina, berselingkuh, mengumbar aurat, dan sebagainya. Yang terakhir adalah kebebasan kepemilikan. Kebebasan inilah yang menjadikan sumber daya alam yang seharusnya dimiliki negara dan dikelola untuk rakyat, diambil alih oleh perusahaan-perusahaan swasta. Walhasil membuat harga-harga kebutuhan melambung tinggi. Selain itu, dari kebebasan ini remaja juga boleh mendapatkan uang entah dari mana, apakah itu halal atau haram. Misal dengan berjudi, main game, dan sebagainya.

Dari kebebasan-kebebasan itu, fitrah remaja muslim akhirnya menjadi tercabut dan menjadikan mereka bermental tempe. Kehidupannya hanya berkutat pada pemenuhan duniawi. Lebih percaya diri melakukan kemaksiatan daripada ketakwaan. Mereka justru enggan jika disebut dan dikenal dengan nama-nama yang baik. Misal saat berpakaian menutup aurat dikatakan, "Sekarang sudah sholihah, sok alim, sok suci, ... " akhirnya merasa minder sehingga esoknya ganti pakaian kembali terbuka. Nah, ini adalah contoh mental-mental generasi remaja yang rendah.

Wahai sobat remaja, inilah kenyataan hidup remaja saat ini. Remaja saat ini bukanlah sedang tidak terjadi apa-apa, namun yang ada justru remaja ditenggelamkan dalam kebodohan. Namun, janganlah berkecil hati dan merasa pesimis. Kita pasti bisa bangkit melawan semua penjajahan ini. Maka sadarlah bahwa tempatmu bukanlah di lubang biawak, tapi tempatmu di dunia ini adalah sebagai kholifah yang akan memimpin dan menorehkan sejarah umat muslim menuju kebangkitan dan kebahagiaan yang hakiki. Oleh sebab itu, peganglah erat-erat Al-Qur'an dan Hadist, Teladanilah Rasulullah ﷺ, kembalilah pada jalan yang benar, kembalilah pada habitatmu yang benar, bangkitlah untuk membela yang benar. Yang tidak lain kebenaran itu bersumber pada Allah ﷻ. Maka remaja muslim, bangkitlah! Dirimu dinanti ummat.

والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”

Post a Comment

Previous Post Next Post

Iklan In-Feed (homepage)

" target="_blank">Responsive Advertisement